Sabarlah, Waktu
Ah, akhirnya pagi
Aku lama menanti
Ini hari yang kutunggu
Telah kubuang hari lalu
Bukan percuma
Bukan tak berharga
Namun aku tak sabar
Menunggu berdebar-debar
Tik tik tik tik
Waktu berjalan kala ku menerawang
Andai awan atau langit dapat kupetik
Untuknya, andai ku dapat tembus ruang
Kemudian kala itu datang
Hatiku riang gembira
Ah rasanya senang
Ah dapatkah hatiku bersuara
Ku berbicara dan kami tertawa biasa
Andai hatiku dapat sunggingkan senyum
Berarti ia pun dapat pahami rasa
Berarti bukanlah maklum
Hei, waktu, mengapa kini telah gelap?
Apa kau terburu-buru?
Sudah lelahkah? Mengantukkah?
Bukankah baru saja kala itu tiba?
Sabarlah, waktu
Tak tahukah telah kunanti lama?
Apakah tersinggung hatimu
Saat ku buang dirimu demi ini kala?
Senyumnya melemah
Waktu, kau buatnya pun lelah bersamamu?
Mengapa?
Aku tak minta banyak
Hanya cukup bersabar sebentar?
Waktu?
Waktu?
Kau... telah lelap?
Kala berikutnya
Ia tak di sini
Waktu
Telah lelap...
Esok
Kala yang lain
Didz - 19 Agustus 2006 - 02.37 AM
No comments:
Post a Comment