Saturday, October 27, 2007

Dalam Satu Angan

Lecet di tangan dan berdarah
Tergores sisik-sisik bambu runcing
Senjata penuh angan dan amarah
Maju ku terus saat dengar peluru berdesing

Menembus tubuh lemah
Ia memancarkan darah
Mengalir deras
Jatuh ke tanah

Sebuah cita seakan sirna
Kala pandang mulai kabur
Tubuh lemah ini tersungkur
Walau satu tugas belum tuntas

Ku tak lagi kuasa berdiri
Malaikat berjubah hitam sudah hadir
Padahal perjuangan belum berakhir
Ku ingin tetap berlari

Satu peluru kembali melubangi tubuh
Maka ku tak lagi mampu menahan rubuh
Impianku kini luluh
Semangatku terbasuh peluh

Gelap
Desing peluru
Rusuh riuh seru merdeka
Mengiringi tidurku terlelap


Jakarta, 23 Oktober 2003, 04.00
Ignas Praditya

No comments: